BaraPost.co.id - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto mengingatkan tentang pentingnya mengawasi potensi konflik di Laut China Selatan, mengingat sejumlah insiden yang telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Hadi menyoroti tumpang tindih klaim wilayah dan klaim sepihak China atas Laut China Selatan, yang dapat memicu ketegangan dan konflik terbuka.
Baca Juga: Hasyim Asy'ari Kue Ulang Tahun dari Caleg PSI adalah Inisiatif Sendiri
Dalam acara diskusi yang diadakan oleh Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS) di Jakarta pada Selasa, 19 Maret 2024, Hadi menekankan perlunya manajemen yang baik terhadap sengketa di Laut China Selatan untuk mempertahankan kedamaian dan stabilitas di wilayah tersebut.
Indonesia, dengan kepentingannya di Laut Natuna Utara yang juga termasuk dalam Laut China Selatan, turut berkomitmen untuk tujuan tersebut.
Baca Juga: Alfiansyah Komeng Menang Total di Karawang Peroleh Suara Terbanyak
Namun, upaya tersebut dihadang oleh tindakan sepihak China dalam menambah garis putus-putus (ten-dash lines) dalam peta wilayahnya, yang bertentangan dengan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di Laut Natuna Utara.
Selain itu, rivalitas antara China dan Amerika Serikat semakin mempersulit situasi, dengan China memperkuat kehadiran kapal coastguard di wilayah sengketa dan AS membentuk pakta pertahanan seperti AUKUS dan QUAD.