BaraPost.co.id - Pemimpin partai kanan radikal, Geert Wilders, tidak berhasil meraih posisi Perdana Menteri Belanda setelah memenangkan pemilu pada November 2023.
Dalam pernyataannya di platform media sosial, Wilders mengungkapkan bahwa ketidakmampuannya untuk memimpin disebabkan oleh penolakan calon koalisinya untuk mendukungnya.
"Saya hanya dapat menjadi Perdana Menteri jika SEMUA partai di koalisi mendukungnya. (Namun) itu tidak terjadi," ujar Wilders pada Rabu, 13 Maret 2024.
Meskipun berupaya membentuk kabinet sayap kanan dan menerapkan kebijakan ketat terhadap imigran, Wilders mengalami kesulitan mencapai kesepakatan dengan anggota koalisinya.
Baca Juga: Penyiar Radio Taiwan Matilda Tao Bergabung Bersama Stasiun Radio Mediacorp Love 972 di Singapura
Selama ini, dia dikenal sebagai politikus anti-Islam, menegaskan bahwa 'Saya tidak membenci Muslim, saya benci Islam'.
Pada pemilu terakhir, Partai Kebebasan (PVV) yang dipimpin Wilders meraih 23,5% suara dan 37 kursi parlemen, namun upaya untuk membentuk koalisi gagal.
Wilders berharap dapat berkoalisi dengan Partai Kebebasan dan Demokrasi (VVD) serta Partai Kontrak Sosial (NSC), namun NSC mundur dari pembicaraan koalisi karena perbedaan pandangan mengenai prospek keuangan negara.