BaraPost.co.id - Pengembangan teknologi bahan bakar hidrogen di Indonesia masih terkendala, meskipun Thailand telah menerima investasi besar untuk hal tersebut.
Investasi senilai 100 miliar baht atau US$2,7 miliar dari Siam Cement Group (SCG) telah mendorong Thailand untuk mempromosikan teknologi hidrogen sebagai bahan bakar terbarukan untuk masa depan nol karbon.
Di Tanah Air, Toyota Astra Motor (TAM) belum memasarkan produk dengan teknologi hidrogen meskipun dibebaskan dari PPnBM karena infrastruktur yang terbatas.
Aturan pembebasan PPnBM, yang meliputi kendaraan bermotor dengan teknologi battery electric vehicles (BEV) atau fuel cell electric vehicles (FCEV), telah diterapkan melalui Peraturan Pemerintah (PP) No. 74 Tahun 2021.
Baca Juga: Kembangkan Kendaraan Listrik PT Astra International Tbk (ASII) Tambah 11 Unit Usaha Baru
Toyota-Astra Motor berusaha untuk menyesuaikan dengan permintaan dan kondisi pasar otomotif Indonesia serta menawarkan implementasi multi-pathway.
Meski Toyota serius mengembangkan teknologi hidrogen, kerja sama dengan PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) juga penting dalam mempersiapkan infrastruktur dan meningkatkan permintaan.
Baca Juga: Bersaing dengan BYD CEO Ford Jim Farley Berencana Produksi Mobil Listrik Terjangkau