BaraPost.co.id - Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mencatatkan kerugian bersih sebesar USD86,82 juta atau sekitar Rp1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024, menurut kurs Rp16.211 per USD.
Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 20,97% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai USD110,13 juta.
Baca Juga: Nixon Sitorus Pengelola Jalan Tol PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) Catat Laba Bersih Naik 14,43%
Meski demikian, pendapatan usaha perusahaan mencapai USD711,98 juta atau sekitar Rp11,55 triliun, mengalami peningkatan sebesar 18,07% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023 yang sebesar USD602,99 juta.
"Dalam upaya meningkatkan kinerja usaha yang lebih tangkas dan adaptif untuk mengoptimalkan potensi pendapatan, " kata Direktur Utama GIAA, Irfan Setiaputra, dalam pernyataan resminya pada Kamis, 02 Mei 2024.
Irfan menjelaskan bahwa selama tiga bulan pertama tahun 2024, perusahaan juga mencatat peningkatan frekuensi penerbangan menjadi 39,7 ribu penerbangan atau naik 15% secara tahunan.
Keberhasilan kinerja GIAA juga didukung oleh upaya perusahaan dalam memperkuat fondasi, termasuk peningkatan kapasitas produksi dan margin.
Upaya tersebut termasuk perluasan portofolio bisnis melalui perluasan jaringan penerbangan, peningkatan jumlah penumpang, peningkatan pendapatan tambahan, dan penerapan strategi biaya yang efisien.