BaraPost.co.id - Pada bulan Maret 2024, harga minyak kelapa sawit (CPO) di Bursa Derivatif Malaysia mengalami penurunan sebesar 1 poin menjadi 4.024 ringgit per metrik ton.
Meskipun demikian, dalam satu minggu terakhir, kontrak ini telah menguat sebesar 1,39%. Di sisi lain, kontrak acuan untuk bulan Mei 2024 juga mengalami pelemahan sebesar 6 poin menjadi 3.964 ringgit per metrik ton, tetapi mencatatkan kenaikan sebesar 2,93% dalam satu minggu.
Menurut laporan dari Reuters, penurunan harga minyak sawit berjangka Malaysia disebabkan oleh aksi ambil untung dan aktivitas perdagangan yang lebih berhati-hati, terutama menjelang konferensi industri besar yang akan berlangsung di Malaysia pada minggu depan.
Baca Juga: Kemendag Produk Tambang Bea Keluar Alami Penurunan Harga dan Pengaruhi Harga Patokan Ekspor
Sathia Varqa, salah satu pendiri Palm Oil Analytics berbasis di Singapura, menjelaskan bahwa aksi ambil untung menjelang akhir pekan setelah kenaikan besar pada sesi sebelumnya, serta sikap hati-hati pedagang menjelang Konferensi dan Pameran Price Outlook (POC), membuat pasar cenderung stagnan.
Selain itu, penurunan produksi dan ekspor pada bulan Februari 2024, beserta dampaknya terhadap saham, juga menjadi perhatian para pedagang.
Analisis yang akan disampaikan dalam POC diharapkan dapat memberikan petunjuk lebih lanjut dalam mengarahkan harga.
Data dari surveyor kargo Intertek Testing Services menunjukkan bahwa ekspor CPO Malaysia pada Februari 2024 mengalami penurunan sebesar 14% menjadi 1.106.054 metrik ton dibandingkan bulan sebelumnya.