BaraPost.co.id - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada tanggal 02 April 2024 mengalami pelemahan, dipicu oleh kenaikan inflasi domestik yang meningkatkan kekhawatiran pasar terhadap ekonomi dalam negeri.
Pada awal perdagangan pagi hari itu, rupiah turun 67 poin atau 0,42 persen menjadi Rp15.962 per dolar AS dibandingkan sebelumnya Rp15.895 per dolar AS.
Menurut Ariston Tjendra, seorang pengamat pasar uang di Jakarta, kenaikan inflasi bulan Maret yoy dapat mereduksi daya beli masyarakat dan memicu kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi domestik.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi tahunan pada bulan Maret 2024 mencapai 3,05 persen, menandakan peningkatan dari 102,99 pada Maret 2023 menjadi 106,13 pada Maret 2024.
Ariston juga mengungkapkan kekhawatiran pasar terhadap prospek inflasi tahun depan, terutama dengan rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen.
Pelemahan rupiah juga dipengaruhi oleh data PMI Manufaktur AS yang menunjukkan ekspansi, menciptakan tekanan tambahan terhadap mata uang Indonesia.
Baca Juga: Kemendag Potensi Produk Tekstil Indonesia Capai 20 juta dolar AS atau setara Rp312 miliar