BaraPost.co.id - Harga nikel berjangka turun sebesar 3,71 persen, mencapai USD19.000 per ton pada 24 April 2024, menjauh dari puncaknya dalam 7 bulan terakhir.
Penurunan ini mencerminkan pelemahan logam non-ferrous secara umum karena ketegangan geopolitik di Timur Tengah mereda, mengurangi daya tariknya sebagai lindung nilai inflasi.
Perkiraan permintaan yang lemah dan persediaan nikel yang berlebihan di gudang LME, melebihi 70.000 ton, juga berkontribusi pada penurunan harga.
Baca Juga: BPS Ekspor Batu Bara Indonesia Turun Harga Batu Bara Kontrak ICE Newcastle Lesuh Pasar China Penentu
Namun, ada sedikit harapan di pasar karena pembicaraan potensial pembelian oleh pemerintah China dan prospek pasokan yang lebih rendah.
Ada spekulasi bahwa Badan Cadangan Pangan dan Strategis Nasional China berencana membeli nikel pig iron, bahan baku utama baja tahan karat.
Sementara itu, Indonesia, sebagai produsen utama nikel dunia, terus meninjau permohonan kuota penambangan, sementara AS dan Inggris memberlakukan larangan pengiriman nikel Rusia yang baru diproduksi ke LME dan CME.
Macquarie Group memperkirakan harga nikel di LME akan berada di kisaran USD18.000-USD20.000 per ton pada 2024, dengan risiko terus muncul di pasar.