MHD pun menyebut saat pulang sekolah ia di tarik dan sepeda motornya diberhentikan oleh para pelaku, dan MHD dipaksa ikut ke sebuah warung yang berada di jalan Pertiwi, Kelurahan Bantan, Medan, Tembung.
Sesampainya di lokasi korban langsung dipukuli beramai-ramai oleh para pelaku, bukan hanya itu pelaku yang masih berstatus pelajar tersebut memaksa dengan kejam kepada korban untuk memakan lumpur.
Penganiayaan terhadap korban tak terhenti sampai disitu, para pelaku menyulutkan api bara rokok ke tubuh korban.
Tak puas dengan hal keji itu, lantas pelaku juga menempelkan besi panas ke tangan korban.
Atas penganiayaan berat tersebut korban tubuh korban babak belur sekujur badan penuh luka, orang tua korban pun langsung membawa korban ke rumah sakit.
Penganiayaan yang terjadi di lingkungan MAN 1 Medan itu mencoreng institusi pendidikan di Sumatera Utara, apalagi yang berfokus nilai agama, pendidik selain fokus memberikan ilmu pengetahuan juga wajib membimbing psikologis anak agar dapat memahami kehidupan dengan baik.